BANDAR LAMPUNG — Ketika istri dirumah yang tempat tinggalnya cukup jauh dari tengah kota, pada siang hari kehabisan uang belanja, sementara sang suami tengah bekerja di pusat kota, dan setiap hari biasa pulang hingga larut malam, lantas bagaimana cara memberikan uang ke istrinya?, ya sang suami mengirimkan uang melalui transfer bank ke rekening istri, dengan menggunakan ATM fisik, atau tabungan digital (Finansial Teknologi) di Smartphone, yang bisa diambil di gerai penyedia jasa penarikan atau pengiriman uang, maupun di swalayan terdekat yang menyediakan layanan tersebut.
Itulah salah satu contoh sederhana Inklusi Keuangan, yang memberikan kemudahan, dan banyak dirasakan manfaatnya saat ini.
Ita, salah satu warga Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, mengatakan bahwa saat ini sudah sangat mudah dalam melakukan transaksi apapun untuk keperluannya.
“Ya sekarang enak mau bayar apa-apa enggak perlu ngantri, mau ngirim uang bisa dari rumah pakai aplikasi di HP, mau narik uang ATM mini berjejer Deket rumah, bisa juga narik di swalayan yang ada mesin ATM nya, kalo enggak di kasirnya langsung juga bisa,” ujarnya, saat ditemui dirumahnya, Rabu (19/10).
Otoritas Jasa Keuangan selaku Pengawas lembaga jasa keuangan bersama pemerintah daerah maupun pusat, serta pelaku usaha jasa keuangan terus berupaya untuk memberikan kemudahan layanan di masyarakat baik di kota maupun pelosok desa.
Dengan adanya kemudahan layanan pemberian kredit modal usaha, kelancaran bertransaksi, serta pelayanan yang baik di sektor jasa keuangan, maka hal itu berdampak pada peningkatan ekonomi di masyarakat.
Inklusi Keuangan yang terus meningkat juga secara otomatis membantu para pelaku usaha kecil UMKM untuk berkembang. Seperti contoh jika pelaku usaha yang tinggal di desa membutuhkan bahan baku produksi usahanya, tak perlu lagi harus pergi ke toko untuk membelinya, cukup memesan dan membayar melalui sebuah aplikasi di gawai berjaringan internet, yang menyediakan layanan antar pesanan. Hal itu sangat memudahkan pelaku usaha karena bisa hemat waktu, tenaga, serta biaya.
Untuk di Provinsi Lampung, lembaga jasa keuangan atau perbankan, juga terus berupaya meningkatkan Inklusi keuangan, seperti salah satunya ialah Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank Lampung, yang beberapa waktu lalu meluncurkan produk L Online, yakni sebuah aplikasi perbankan berbasis Mobile Application (android dan ios) di smartphone yang bisa digunakan untuk banyak transaksi seperti mengirim uang, terima uang, bayar listrik, air, pinjaman modal usaha, serta tersedia berbagai informasi menarik untuk para nasabahnya.
Humas BPD Bank Lampung Edo Lazuardi, saat dihubungi suryasumatera.com melalui pesan WhattsApp menerangkan, bahwa pihaknya juga turut mendukung program pemerintah dan OJK dalam hal mendorong peningkatan inklusi keuangan di Provinsi Lampung.
Beberapa program atau kegiatan yang telah dilaksanakan Bank Lampung saat ini, untuk ikut berpartisipasi dalam mensukseskan Program Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang diperingati pada setiap Bulan Oktober, yaitu memasarkan produk Bank Lampung antara lain :
1. Program Goes To school
Memberikan Edukasi dan literasi kepada pelajar serta pembukaan rekening simpel kepada pelajar dan guru-guru sekolah pengaktifan Mobile Lampung Online di seluruh Wilayah kerja Kantor Operasional
2. Goes to market
Memasarkab produk dana dan kredit bank, memasarkan merchan qris
Bank Lampung ke pasar-pasar di seluruh Wilayah Kantor Operasional.
3. Goes To Mall (MBK)
Memasarkan Produk Dana, mobile Banking, Debit Qris Bank Lampung.
Sementara itu, selain Bank Lampung, ada juga Bank BRI yang beberapa waktu lalu mengadakan event Pesta Rakyat Simpedes, yang digelar di Lapangan Saburai Bandar Lampung selama tiga hari dimulai dari tanggal 23 hingga 25 September 2022.
Dalam penyelenggaraan kegiatan ini BRI melibatkan 118 UMKM dari Kota Bandar Lampung dan sekitarnya, serta memberikan hiburan rakyat dengan menghadirkan artis-artis ibu kota guna menarik minat pengunjung.
Hal tersebut juga disampaikan Regional CEO BRI Kanwil Bandar Lampung yang diwakili Muhammad Abduh Tuasikal selaku Regional Operational Head BRI Kanwil Bandar Lampung, saat diwawancarai suryasumatera.com, pada konferensi pers jelang dibukanya acara tersebut menyampaikan kegiatan PRS ini diharapkan mampu menjadi pendorong kebangkitan ekonomi kerakyatan, khususnya bangkitnya UMKM di Indonesia.
Regional Office Bandar Lampung telah berkontribusi terhadap permodalan kepada pelaku usaha UMKM dan berbagai sektor produksi lainnya di Provinsi Lampung dan Bengkulu. Selain itu, masih dalam rangkaian kegiatan PRS, gerakan literasi digital yang dilakukan mulai tanggal 18 hingga 22 September kemarin, BRI berhasil mengakuisisi sebanyak 7.100 yang terdiri dari Tabungan Simpedes, aktivasi BRImo dan QRIS yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dan pelaku UMKM terhadap layanan keuangan digital BRI,”.
Para pelaku UMKM yang hadir pada acara ini juga diberikan pelatihan-pelatihan melalui Kelas UMKM, Workshop, dan Kelas Inklusi Keuangan yang membahas terkait dengan bagaimana mengelola keuangan, membahas persaingan industri, dan belajar digitalisasi untuk masa depan UMKM agar para UMKM mampu lebih Pede dalam berbisnis, serta memiliki pemahaman yang lebih dalam pengembangan bisnisnya. Selain itu, program Pasar UMKM juga membantu para UMKM untuk memperluas pasar mereka dalam memasarkan produknya.
Dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung, juga terus mendorong peningkatan inklusi keuangan hingga ke pelosok daerah, seperti yang baru-baru ini dilaksanakan ialah, melaksanakan kegiatan Inklusi Keuangan Syariah untuk Forum Pengasuh Pondok Pesantren Putri (Fasantri), Muslimat, dan Fatayat di Aula Islamic Center, Sukadana, Kabupaten Lampung Timur, Selasa 18 Oktober 2022.
Acara dihadiri Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim, pejabat setempat, serta Asosisasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) dan Kompartemen BPRS Lampung.
Kegiatan OJK tersebut dilaksanakan sebagai rangkaian kegiatan dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Tahun 2022 yang mengusung tema “Inklusi keuangan meningkat perekonomian semakin kuat”,.
Pada kesempatan itu Kepala OJK Lampung Bambang Hermanto menyampaikan, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilaksanakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Tahun 2019, terhadap 12.773 responden di 34 provinsi di Indonesia, tingkat inklusi dan literasi keuangan terus bergerak positif selama lima tahun terakhir.
“Melalui kegiatan ini, saya beharap
masyarakat dapat lebih mengenal produk dan lembaga jasa keuangan khususnya di sektor jasa
keuangan syariah, sehingga target tingkat indeks inklusi keuangan yang terdapat di dalam SNKI dapat meningkat sesuai dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo, yaitu sebesar 90% pada tahun2024.”kata Bambang Hermanto.
Selain di masyarakat umum, OJK juga mengupayakan peningkatan literasi keuangan juga inklusi keuangan pada kaum milenial atau pelajar melalui program Simpanan Pelajar (Simpel).
(Artikel Dalam Rangka Peringatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2022).