BRATASENA — Salah satu mitra penerima penyaluran dana kemitraan yang pertama, Yono kini menemukan semangat dan energi baru dalam membudidayakan udangnya.
“Bersyukur, sebagai mitra kami dipermudah mulai dari mekanisme bunga rendah, hanya 3%, ini membuat kami semangat. Bukan masalah nilainya, tapi bagaimana bantuan ini memotivasi kami kembali untuk mencapai panen yang maksimal,” ungkapnya, Selasa (4/12).
Kincir air kini berputar dengan gagahnya memastikan aliran air bagi udang yang dikembangbiakan di tambak Bratasena, Lampung.
Itulah gambaran tambak yang dikelola oleh 110 petambak mitra binaan Pertamina bersinergi dengan Perikanan Indonesia (Perindo) sejak tahun 2017, dimana saat itu dana sebesar Rp 8.550.000.000 disalurkan untuk kebutuhan pengembangan tambak udang.
Dalam waktu 80 hari sejak penebaran bibit udang, udang sudah mulai dapat dipanen dengan rata-rata berat sudah mencapai 16 gram. Per panen, para petambak bisa mendapatkan pendapatan kotor hingga 70 juta rupiah.
Pada kesempatan ini, Pertamina kembali menyalurkan dana kemitraan bagi 404 petambak udang di Bratasena lainnya dengan total mencapai Rp31.423.120.000.
Ini adalah bagian dari sinergi BUMN dan komitmen bersama dengan Perindo, untuk mengembangkan tambak udang Bratasena dengan total514 petambak.
“Mitra petambak di tahap pertama menjalankan amanahnya untuk menggunakan dana kemitraan dan pertanggungjawabannya dengan baik, karenanya kami lanjutkan untuk verifikasi tahap kedua” kata Region Manager Communication & CSR Sumbagsel, Rifky Rakhman Yusuf.
Harapannya tetap sama, manfaatkan dana ini untuk pengembangan tambak udang di Bratasena, hasilkan panen yang baik, sehingga bisa meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan petambak dan masuarakat Bratasena,”
Perwakilan CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero), Anna Yudhiastuti, mengucapkan selamat atas bapak dan ibu petambak di Bratasena yang terpilih pada hari ini. “Masih ada petambak yang belum merasakan manfaat Program Kemitraan. Kami harap yang sudah menerima bisa memanfaatkannya dengan baik dan tunjukkan bahwa program ini bisa berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat,” tutur Anna.
Membuka langsung kegiatan penyaluran dana kemitraan tahap kedua, Ketua Forum Silaturahmi Petambak Bratasena, Cokro Edi Prayitno mengucapkan ribuan terima kasih atas sinergi BUMN yang berkontribusi bagi masyarakat, khususnya petambak di Bratasena.
“Hari ini kami makin semangat, muncul motivasi baru di dalam diri kami untuk terus meningkatkan produksi udang kami. Saat ini, kami bisa memproduksi 350 ton perbulannya, target besar adalah 200 ton perhari, kami percaya kami bisa. Jujur, dengan hadirnya BUMN ini makin memberikan energi baru bagi semangat kami,” kata Cokro.
Cokro menambahkan, saat ini petambak secara mandiri menjalankan program kemitraan ini sangat membantu bagi peningkatan tingkat ekonomi masyarakat Bratasena. “Mayoritas kami petambak, dan kami ingin mencapai masa keemasan kami lagi dalam hal produksi udang, karena ini sangat berpengaruh bagi kesejahteraan masyarakat disini,” pungkasnya.
Turut hadir langsung, Direktur Utama Perindo, Risyanto Suanda mengatakan memang sinergi BUMN ini adalah bentuk strategic partnership BUMN sebagai wujud BUMN hadir untuk negeri.
“Sinergi BUMN hanya bentuk dukungan kami bagi petambak, tapi, untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan petambak, bagi saya butuh sinergi yang baik dengan petambak itu sendiri. Ini permulaan yang bagus, dan untuk dapat berjalan dengan baik, perlu kerja sama kita bersama, saya kira dengan demikian target 200 ton perhari ataupun lebih saya yakin bisa tercapai,” jelas Risyanto.
Direktorat Jenderal Budidaya Kementerian Kelautan Perikanan, diwakili oleh Kepala Balai Besar Budidaya air Laut, Sunarya membenarkan memang budidaya udang membutuhkan modal yang cukup besar, karenanya program kemitraan seperti ini bisa sangat membantu.
“Yang penting petambak sudah menunjukkan tanggung jawabnya dengan memaksimalkan hasil produksi. Sekarang targetnya jangan hanya angka, tapi untuk memenuhi ekspor. Ini tugas lagi, karena untuk ekspor dibutuhkan juga kualitas yang baik, bareng-bareng kita ciptakan Bratasena menjadi Bumi Udang Vannamei,” pungkas Sunarya.(*)