Lampung — Wiedad Diya Ulhaq berhasil menjadi wisudawan terbaik pertama Institut Teknologi Sumatera (Itera) dalam Wisuda Periode ke-19 Itera yang dilangsungkan di kampus Itera, Sabtu,13 Juli 2024.
Wiedad yang berasal dari Kota Bogor, Jawa Barat, berhasil lulus dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota dengan predikat cumlaude dan indek prestasi kumulatif (IPK) nyaris sempurna yaitu 3,91.
Dilantik bersama 735 wisudawan lainnya oleh Rektor Itera Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, Wiedad dengan didampingi kedua orang tuanya, Mumuh Mulyadi dan Maryati, berkesempatan menerima penghargaan langsung dari Rektor Itera. Ia menerima penghargaan tersebut bersama dengan wisudawan terbaik ke-2 Atika Kurnia Syifa (Teknik Lingkungan) IPK 3,91, dan terbaik ke-3 Mitha Patricia (Sains Aktuaria) IPK 3,89.
Mampu menyelesaikan studi selama 3 tahun 6 bulan 2 hari, Wiedad mengaku tidak pernah terpikir sebelumnya untuk menjadi wisudawan terbaik. Sedari awal kuliah, Ia hanya menargetkan ingin sungguh-sungguh kuliah, dan bisa lulus tepat waktu. Sejak semester awal, Wiedad tertarik mengikuti berbagai kompetisi, baik tingkat nasional, hingga internasional. Wiedad bahkan sering lomba ke luar kota seperti Solo hingga Bali. “Awalnya memang belum juara, tetapi karena saya tetap mengikuti berbagai kompetisi, di semester enam saya baru banyak meraih prestasi di tingkat nasional, hingga internasional,” ujar Wiedad yang berhasil menjuarai berbagai kompetisi esai ilmiah.
Selain itu, Wiedad juga pernah magang di Itera tepatnya di Biro Perencanaan dan Umum dan membantu menyusun master plan komersial Itera. Ia mendesain kawasan komersial Itera yang direncanakan di bangun di seberang kampus Itera.
“Saya sangat bangga menjadi lulusan Itera karena meskipun kampus baru namun perkembangan Itera sangat pesat ditambah dengan fasilitas yang mendukung dan dosen-dosen muda dan mumpuni di bidangnya.”
Wiedad menjelaskan tantangan terberatnya selama berkuliah yaitu saat pengerjaan skripsi karena tidak ada deadline sehingga tidak semangat seperti saat mengerjakan tugas biasa. Namun untuk mengatasi hal tersebut Wiedad sering mencari tempat diluar untuk mengerjakan tugas seperti perpustakaan. Wiedad mengaku masa-masa mengerjakan skripsi adalah hal terberat dalam perkuliahannya.
Usai lulus sebagai wisudawan terbaik pertama Itera, Wiedad mengaku telah memiliki beberapa planning. Ia akan kembali ke kampung halaman, dan mulai mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Ketertarikannya adalah bekerja di balai riset, ataupun lembaga di luar pemerintah, seperti NGO untuk bisa memberi masukan ke pihak swasta atau pihak pemerintah, khususnya dalam bidang perencanaan dan tata kota. “Saya sangat bangga menjadi lulusan Itera karena meskipun kampus baru namun perkembangan Itera sangat pesat ditambah dengan fasilitas yang mendukung dan dosen-dosen muda dan mumpuni di bidangnya,” ujar Wiedad.
Buat Skala Prioritas
Sementara, wisudawan terbaik kedua, Atika Kurnia Syifa juga mengaku tidak pernah menyangka akan menjadi wisudawan terbaik dan mendapatkan penghargaan dari Rektor. Atika hanya terbiasa membiasakan diri dalam manajemen waktu seperti membuat jadwal dan menentukan skala prioritas sehingga dirinya terbiasa disiplin dalam mengerjakan suatu kegiatan selama mahasiswa. “Sebagai mahasiswa tentu yang menjadi prioritas adalah akademik oleh karena itu kalau ada kegiatan di luar akademik harus bisa manajemen waktu yang baik agar keduanya berjalan,” ujar Atika
Selama berkuliah, Atika merupakan mahasiswa penerima beasiswa Bright Scholarship. “Jadi saya berterima kasih banget sama YBM BRIlian dari Bank BRI yang telah memberikan pendanaan. Karena tanpa BRI saya, saya rasa saya nggak bisa ngelanjutkan kuliah ini,” ujar Atika yang aktif mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Sama seperti wisudawan terbaik sebelumnya, Mitha Patricia wisudawan terbaik ketiga mengaku faktor penting dalam keberhasilan kuliahnya adalah dukungan kedua orang tua. Setelah itu, semangat dan motivasi dari diri mahasiswa sangat penting.
Mitha mengaku selama kuliah mendapatkan nilai tambah dari aktif mengikuti Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ia pernah mengikuti program studi independent di Revue.
Mitha mengaku selama kuliah mendapatkan nilai tambah dari aktif mengikuti Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ia pernah mengikuti program studi independent di Revoue. Dalam program tersebut, Mitha mendapatkan kesempatan belajar tentang analisis data, hingga software engineering. Pengalaman tersebut sangat berharga dan menjadikannya siap memasuki dunia kerja.
“Melalui program studi independent di Revoue sangat membantu sekali, apalagi bagi saya yang merupakan mahasiswa Sains Aktuaria yang pasti harus mampu bekerja yang berkaitan dengan analisis data,” ujar Mitha. Untuk itu, Mitha berpesan, agar mahasiswa Itera dapat memanfaatkan kesempatan mengikuti berbagai program MBKM selama kuliah.(*)